zwani.com
apa kabar kamu hari ini
salam hangat buat faithfredoom.org semoga bermanfaat bagi anda dan untuk non muslim ma’af bila ada kata-kata kurang berkenan Cintailah kekasihmu sekedarnya saja, siapa tahu nanti akan jadi musuhmu. Dan bencilah musuhmu sekedarnya saja, siapa tahu nanti akan jadi kekasihmu semoga allah swt membuka mata hati faithfreedom terhadap islam.
Image by Anime Myspace Comments
MyNiceProfile.com

Selasa, 12 Oktober 2010

10 perkara yang memurtadkan seorang muslim

Hal-hal yang Membatalkan Keislaman
Para pembaca yang budiman, pada kesempatan ini kami mengetengahkan sebuah tulisan yang sangat penting untuk kita simak bersama, yaitu tentang pembatal keislaman yang memurtadkan, dengan harapan kita bisa menjauhi dan menghidarinya. Jika tidak tentunya keislaman kita terancam batal alias tidak diterima disisi Rabb semesta alam. Hal-hal yang membatalkan keislaman itu ada sepuluh:
Pertama: Menyekutukan Allah SWT dalam beribadah.
Allah SWT berfirman :
إِنَّ اللهَ لاَيَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَادُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَآءُ
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS. An-Nisa:48)
Dan firman-Nya:
إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَالِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.” (QS. Al-Maidah:72)
Termasuk di antaranya adalah: menyembelih untuk selain Allah ; seperti orang yang menyembelih untuk jin atau kuburan.

Kedua: Orang yang menjadikan perantara di antaranya dan di antara Allah , ia berdoa dan meminta syafaat serta bertawakkal (berserah diri) kepada mereka, maka ia menjadi kafir secara ijma'.
أَلَا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ [الزمر/3]
“Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.” (QS. Az-Zumar: 3)
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ [البقرة/186]
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku, Maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah: 186)
Rasulullah SAW bersabda:
((احْفَظِ اللَّهَ يَحْفَظْكَ احْفَظِ اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللَّهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ)) [رواه الترمذي]
“Jagalah Allah! Niscaya Allah menjagamu. Jagalah Allah, niscaya kamu selalu mendapatiNya berada di hadapanmu (dengan memberi dukungan, pertolongan, dan lain sebagainya). Jika kamu meminta maka memintalah kepada Allah. Dan jika kamu membutuhkan pertolongan maka mintakan pertolongan itu langsung kepada Allah.” (HR. At-Tirmidzi)
Yakni, Nabi Mengajari putera pamannya ini dengan meminta langsung kepada Allah SWT ketika berdoa tanpa ada sedikit pun perantara. Demikian pula penjelasan pada ayat-ayat sebelumnya.
Dan disebutkan pada Hadis yang lain:
عَنْ أَبِيْ مُوْسَى اْلأَشْعَرِيِّ، قَالَ: كُنَّا مَعَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْ غَزَاةٍ فَجَعَلْنَا لاَ نَصْعَدُ شَرَفًا، وَلاَ نَعْلُوْ شَرَفًا، وَلاَ نَهْبِطُ وَادِيًا إِلاَّ رَفَعْنَا أَصْوَاتَنَا بِالتَّكْبِيْرِ. قاَلَ: فَدَنَا مِنَّا فَقَالَ: "يَا أَيُّهَا النَّاسُ، أَرْبِعُوْا عَلَى أَنْفُسِكُمْ؛ فَإِنَّكُمْ لاَ تَدْعُوْنَ أَصَمَّ وَلاَ غَائِبًا، إِنَّمَا تَدْعُوْنَ سَمِيْعًا بَصِيْرًا، إِنَّ الَّذِيْ تَدْعُوْنَ أَقْرَبُ إِلَى أَحَدِكُمْ مِنْ عُنُقِ رَاحِلَتِهِ. [رواه البخاري: 2992]
Dari Abu Musa Al-Asy`ari Radhiyallahu anhu ia berkata: Kami pernah bersama Rasulullah SAW dalam suatu peperangan. Maka setiap menaiki dataran tinggi, atau menuruni lembah kami selalu mengeraskan suara kami dengan takbir. Abu Musa berkata: Kemudian Rasulullah SAW mendekati kami dan bersabda: “Wahai para manusia! Pelanlah terhadap diri kalian. Karena kalian tidak berdoa (memanggil) Tuhan yang ghaib atau pun tuli. Tetapi kalian berdoa kepada Tuhan yang Maha mendengar dan Maha melihat. Sesungguhnya Tuhan yang kalian pintai ini lebih dekat kepada kalian daripada leher binatang kendaraannya.” (HR. Al-Bukhari, no. 2992)
Ketiga: Orang yang tidak mengkafirkan orang musyrik atau ia ragu akan kekufuran mereka atau ia membenarkan pendirian mereka, maka ia telah kafir.
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآَءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ [الممتحنة/4]
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan Dia; ketika mereka Berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja’." (QS. Al-Mumtahanah: 4)
Allah SWT juga berfirman:
فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لَا انْفِصَامَ لَهَا [البقرة/256]
“Barangsiapa ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus.” (QS. Al-Baqarah: 256)
Juga berfirman:
لَا يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَلَيْسَ مِنَ اللَّهِ فِي شَيْءٍ إِلَّا أَنْ تَتَّقُوا مِنْهُمْ تُقَاةً وَيُحَذِّرُكُمُ اللَّهُ نَفْسَهُ وَإِلَى اللَّهِ الْمَصِيرُ [آل عمران/28]
“Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali Karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. dan Hanya kepada Allah kembali (mu).” (QS. Ali Imran: 28)
Juga berfirman pada ayat lain:
لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آَبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ أُولَئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الْإِيمَانَ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ أُولَئِكَ حِزْبُ اللَّهِ أَلَا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ [المجادلة/22]
“Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau Saudara-saudara ataupun keluarga mereka. meraka Itulah orang-orang yang Telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. mereka Itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung.” (QS. Al-Mujadalah: 22)

Keempat: Barangsiapa yang berkeyakinan bahwa petunjuk yang bukan datang dari Nabi  lebih sempurna dari petunjuk beliau, atau hukum yang lainnya lebih baik dari hukumnya, seperti orang yang lebih mengutamakan hukum thogut daripada hukumnya, maka ia telah kafir.
Rasulullah SAW bersabda:
((أَمَّا بَعْدُ، فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرُ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ)) [مسلم]
“Amma ba`du: Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah. Dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad SAW.” (HR. Muslim)
Beliau juga bersabda ketika ada seorang Sahabat yang datang membawa Taurat kepada beliau:
((وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ، لَوْ كَانَ مُوْسَى بَيْنَ أَظْهُرِكُمْ، ثُمَّ اِتَّبَعْتُمُوْهُ وَتَرَكْتُمُوْنِي لَضَلَلْتُمْ ضَلاَلاً بَعِيْدًا)) [رواه البخاري في الأدب المفرد]
“Demi Rabb yang jiwaku dalam genggaman tanganNya! Jika Musa AS ada di antara kalian, kemudian kalian mengikutinya dan meninggalkanku, sungguh kalian telah tersesat dengan kesesatan yang sangat jauh.” (HR. Al-Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad)
Allah SWT berfirman menjelaskan bahwa agamaNya (Islam) adalah agama yang sempurna:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا [المائدة/3]
“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS. Al-Maidah: 3)
Kemudian Allah menjelaskan bahwa orang yang beragama dengan selain Islam, pasti ditolak darinya:
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ [آل عمران/85]
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali Imran: 85)
Yang termasuk poin empat ini adalah orang yang meyakini bahwa aturan-aturan dan perundang – undangan yang diciptakan manusia lebih utama dari pada syariat Islam, atau syariat Islam tidak tepat untuk diterapkan pada abad ke dua puluh ini, atau berkeyakinan bahwa Islam adalah sebab kemunduran kaum muslimin, atau berkeyakinan bahwa Islam itu terbatas dalam mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya saja, dan tidak mengatur urusan kehidupan yang lain.
Juga orang yang berpendapat bahwa melaksanakan hukum Allah SWT dan memotong tangan pencuri, atau merajam pelaku zina ( muhsan) yang telah kawin tidak sesuai lagi di masa kini.
Juga orang yang berkeyakinan diperbolehkannya pengetrapan hukum selain hukum Allah SWT dalam segi mu’amalat syar’iyyah, seperti perdagangan, sewa menyewa, pinjam meminjam, dan lain sebagainya, atau dalam menentukan hukum pidana, atau lain-lainnya, sekalipun tidak disertai dangan keyakinan bahwa hukum- hukum tersebut lebih utama dari pada syariat Islam.
Kerena dengan demikian ia telah menghalalkan apa yang telah diharamkan Allah SWT , menurut kesepakatan para ulama’. Sedangkan setiap orang yang telah menghalalkan apa yang sudah jelas dan tegas diharamkan oleh Allah SWT dalam agama, seperti zina, minum arak, riba dan penggunaan perundang-undangan selain Syariat Allah , maka ia adalah kafir, merurut kesepakatan para umat Islam.

Kelima: Barangsiapa yang membenci sesuatu yang datang dari Rasulullah , sekalipun ia telah mengamalkannya, maka ia telah kafir.
وَالَّذِينَ كَفَرُوا فَتَعْسًا لَهُمْ وَأَضَلَّ أَعْمَالَهُمْ، ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَرِهُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأَحْبَطَ أَعْمَالَهُمْ [محمد/8، 9]
“Dan orang-orang yang kafir, Maka kecelakaanlah bagi mereka dan Allah menyesatkan amal-amal mereka. Yang demikian itu adalah Karena Sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (Al Quran) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka.” (QS. Muhammad: 8-9)
Ini seperti orang-orang mengaku Muslim yang memerangi poligami dalam Islam dengan sikap sangat keras. Juga seperti orang-orang yang mengatakan bahwa wanita sama seperti laki-laki tidak ada perbedaannya, sehingga diyat wanita sama dengan diyat laki-laki. Dan warisan wanita sama dengan warisan lelaki.

Keenam: Barangsiapa mengejek sesuatu yang datang dari agama, atau (mengejek) ganjaran dan balasannya, maka ia telah kafir. Dalilnya adalah firman Allah SWT:
قُلْ أَبِاللهِ وَءَايَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِءُونَ . لاَتَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ
Katakanlah:"Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?" Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman.” (QS. 9:65-66)

Ketujuh: Sihir, termasuk di antaranya adalah pelet dan sejenisnya. Barangsiapa melakukannya atau ridha, maka ia telah kafir. Dalilnya adalah firman Allah SWT"
وَمَاهُم بِضَآرِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ بِإِذْنِ اللَّهِ وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلاَ يَنفَعُهُمْ
“Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan ijin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat.” (QS. Al-Baqarah: :102)
وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ [البقرة/102]
“Tidaklah kedua Malaikat itu mengajarkan sihir kepada seorangpun kecuali keduanya berkata: Sesungguhnya kami hanyalah fitnah bagi kalian, maka janganlah kalian kafir.” (QS. Al-Baqarah: 102)

Kedelapan: Membela orang-orang musyrik dan menolong mereka dalam melawan orang-orang Islam. Hal ini berdasarkan firman Allah SWT:
وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللهَ لاَيَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
“Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Maidah: 51)

Kesembilan: Barang siapa yang beranggapan bahwa seseorang bisa keluar dari syariat Nabi Muhammad  sebagaimana Khadhir bisa leluasa keluar dari syariat nabi Musa  maka ia telah kafir. Dalilnya adalah:
وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ [الأنعام/153]
“Sesungguhnya (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain). Karena jalan-jalan itu menceraiberaikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertaqwa.” (QS. Al-An`am: 153)
Dalil yang lain, dari Rasulullah saw beliau bersabda:
((خَطَّ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم خَطًّا ثُمَّ قَالَ: هَذَا سَبِيلُ اللَّهِ ثُمَّ خَطَّ خُطُوطاً عَنْ يَمِينِهِ وَعَنْ شِمَالِهِ، ثُمَّ قَالَ: هَذِهِ سُبُلٌ مُتَفَرِّقَةٌ، عَلَى كُلِّ سَبِيلٍ مِنْهَا شَيْطَانٌ يَدْعُو إِلَيْهِ، ثُمَّ قَرَأَ: {وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِى مُسْتَقِيماً فَاتَّبِعُوهُ وَلاَ تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ}))
“Rasulullah saw membuat sebuah garis. Kemudian beliau bersabda: Ini adalah jalan Allah swt. Kemudian beliau membuat garis-garis yang lain dari sebelah kanan dan kiri garis yang pertama tadi. Beliau bersabda: Ini adalah jalan-jalan yang bercerai-berai. Pada setiap jalan ini ada Setan yang mengajak kepadanya. Kemudian beliau membaca: Sesungguhnya (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain). Karena jalan-jalan itu menceraiberaikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertaqwa.” (HR. Ahmad dan Al-Hakim. Al-Hakim berkata: Hadis ini sanadnya sahih)

Kesepuluh: Berpaling dari agama Allah , tidak mempelajarinya, dan juga tidak mengamalkannya. Allah SWT berfirman:
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّن ذُكِّرَ بِئَايَاتِ رَبِّهِ ثُمَّ أَعْرَضَ عَنْهَآ إِنَّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ مُنتَقِمُونَ
“Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Rabbnya, kemudian ia berpaling daripadanya Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa.” (QS. As-Sajdah: 22)
Tidak ada perbedaan pada semua hal yang membatalkan Islam ini antara orang yang main-main, sungguh-sungguh, atau takut, kecuali orang yang dipaksa. Semua pembatal ini termasuk yang paling berbahaya dan paling sering terjadi. Maka hendaknya seorang muslim selalu waspada dan takut hal ini terjadi pada dirinya. Kita berlindung kepada Allah SWT dari segala yang menyebabkan kemarahanNya dan tertimpa azabNya yang pedih.