zwani.com
apa kabar kamu hari ini
salam hangat buat faithfredoom.org semoga bermanfaat bagi anda dan untuk non muslim ma’af bila ada kata-kata kurang berkenan Cintailah kekasihmu sekedarnya saja, siapa tahu nanti akan jadi musuhmu. Dan bencilah musuhmu sekedarnya saja, siapa tahu nanti akan jadi kekasihmu semoga allah swt membuka mata hati faithfreedom terhadap islam.
Image by Anime Myspace Comments
MyNiceProfile.com

Sabtu, 09 Oktober 2010

DIALOG RUKUN IMAN dan DIALOG RUKUN ISLAM (Pendapat Drs. H. Amos /Pendeta Nehemia) dengan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)


DIALOG 1 : HUJAT & RALAT ttg RUKUN IMAN
ISLAM AGAMA BANGSA ARAB, HAJI ADALAH UPACARA

Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)

Upacara Ibadah Haji adalah salah satu kewajiban yang ditetapkan dalam rukun Islam yang kelima. Sebab itu sangatlah penting dan berguna untuk diketahui, apa itu rukun Islam.

Untuk mengetahui rukun Islam ada baiknya perlu terlebih dahulu memahami rukun Iman yang merupakan dasar prinsip keimanan dari agama bangsa Arab. (hal. 3).

Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)

Dalam tiga kalimat tersebut terdapat dua kesalahan istilah yang mendasar dan sengaja dipakai dalam semua uraian dalam buku karangan H. Amos.

Pertama, menyebut Ibadah Haji (rukun Islam yang kelima) dengan istilah 'Upacara Ibadah Haji', ini adalah penghinaan yang nyata kepada umat Islam. Jutaan umat Islam Indonesia dilecehkan H. Amos dengan mengatakan bahwa Ibadah Haji adalah satu bentuk 'upacara'. Jadi, ibadah haji dikonotasikan seolah-olah bukan dari ajaran Allah, melainkan tata cara ritual buatan manusia.

Hanya umat Islam dan jamaah haji yang lemah iman saja yang diam tanpa reaksi terhadap penghinaan murtadin Amos tersebut.

Kedua, mengganti istilah nama 'Agama Islam' dengan 'Agama Bangsa Arab', ini pun penghinaan yang sangat jelas dan menantang iman kepada umat Islam seluruh dunia. Dengan istilah 'Agama Bangsa Arab' ini, murtadin Amos menekankan seolah-olah Islam bukan agama untuk seluruh dunia, melainkan agamanya orang yang ada di Arab saja.

Oleh sebab itu, sangat tidak wajar jika Kedutaan Arab Saudi tidak melaporkan pelecehan agama ini kepada pjhak yang berwajib --dalam hal ini pemerintah Indonesia-- karena hal ini jelas merupakan pelecehan secara terang-terangan terhadap bangsa, agama dan nabi mereka. Dan jika mereka mengadukan hal ini kepada pihak yang berwajib, umat Islam pasti akan mendukung.

Dari dua point tersebut, jelaslah bahwa 'tambahan informasi' yang dimaksudkan H. Amos dalam kata pengantarnya adalah tambahan informasi untuk menyulut api permusuhan antar agama.

Buku Amos yang beredar sejak tanggal 25 Desember 1997 itu, sampai saat ini sudah dua tahun beredar kepada puluhan ribu pembaca. Berarti, sudah dua tahun pula Drs. H. Amos menantang umat Islam secara umum.

Rukun Iman ke 1 : Percaya kepada yang Ghaib
Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)

Dalam agama bangsa Arab, ada enam prinsip keimanan, yaitu: percaya kepada yang ghaib, percaya kepada malaikat, percaya kepada wahyu yang diturunkan Allah, percaya kepada adanya akhirat/kiamat, percaya kepada nabi-nabi dan percaya kepada qadar atau takdir. (hal. 3).

Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)

Di sini terlihat jelas betapa picik dan tololnya Drs. H. Amos. Tolol dan piciknya besar sekali.

Tolol besar, karena tidak tahu kalau dirinya masih belum paham Islam dan tak punya iman di dada, tapi sudah nekad mengajarkan Islam dan Iman dalam bukunya.

Picik besar, karena sengaja memilih kata-kata dan kalimat yang negatif untuk menggambarkan Islam. Mengganti kata iman dengan kata percaya, jelas sangat keliru. Kata iman jauh lebih luas dibandingkan kata percaya.

Iman adalah kepercayaan yang ada dalam sanubari, yang diikrarkan secara lisan dan diamalkan dalam bentuk rukun-rukun.

Kemudian H. Amos mengatakan bahwa rukun iman yang pertama dalam Islam adalah "percaya kepada yang ghaib", ini adalah kesalahan besar yang disengaja untuk menimbulkan kesan yang jelek tentang Islam. Seolah-olah, umat Islam harus beriman kepada hal-hal yang bersifat ghaib, misalnya: setan, dhemit, gendruwo, mak lampir, jailangkung, dan lain-lain. Padahal bukan demikian ajaran Islam.

Susunan rukun iman yang benar dalam Islam adalah sesuai dengan ajaran hadits shahih riwayat Bukhari dan Muslim. Suatu hari Jibril bertanya kepada beliau tentang iman. Maka beliau menjawab dengan sabdanya sebagai berikut:

"Hendaklah engkau beriman kepada Allah, kepada para malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada para rasul-Nya, kepada Hari Kiamat dan beriman kepada Qodar (takdir) yang baik maupun yang buruk" (HR. Muslim dari Umar bin Khatthab).

H. Amos adalah Himar Amos

Dengan terlalu minimnya wawasan Amos tentang Islam, maka kami tidak yakin bahwa nama H. Amos berarti Haji Amos. Sebaliknya, kami yakin bahwa H. Amos adalah kependekan dari Himar Amos.

'Himar' dalam bahasa Arab berarti binatang sejenis keledai tunggangan. Binatang jenis ini termasuk binatang yang paling bodoh. Makna filosofi himar dilukiskan Al Qur'an dalam ayat-ayat di bawah ini: "Sesungguhnya seburuk-buruk suara adalah suara himar (keledai)." (Qs. Luqmaan 19).

Rukun Iman ke 2 : Percaya kepada Malaikat Jahat & Baik
Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)

2. Percaya kepada Malaikat

Dalam iman Islam, pembantu Allah adalah malaikat-malaikat, yaitu makhluk yang tidak tampak dan masing-masing mempunyai fungsi tertentu, yaitu terdiri dari dua kelompok, yakni malaikat yang baik dan malaikat yang jahat.

a. Malaikat yang baik terdiri dari:

- Malaikat Penghulu, yaitu:
Jibril (malaikat yang menyampaikan wahyu), Mikhael (malaikat pemelihara), Israfil (malaikat malapetaka), Izrail (malaikat kematian), Malik (malaikat penjaga neraka), Ridwan (malaikat penjaga surga).

- Malaikat yang memerintah, yaitu: malaikat pencatat, pemakai-pemakai mahkota dan penanya orang mati (malaikat Munkardan Nakir).

b. Malaikat yang jahat terdiri dari:

Iblis atau setan yaitu malaikat jatuh dan Jin, yang tergolong dua, yakni muslim dan jin Kafir (surat 72 Al Jin ayat 14). Adapun Jin Muslim dianggap baik karena mengakui Muhammad sebagai rasul. Tetapi baik jin Muslim maupun jin kafir kedua-duanya adalah iblis (surat 6 Al Anaam ayat 128, surat 18 Al Kahfi ayat 50). (hal. 5).

Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)

Dari uraian itu.jelas sekali nampak bahwa Himar Amos sedang atraksi memamerkan ketololannya. Kalau memiliki pengetahuan Islam atau Al Qur'an, tidak mungkin dia menulis uraian yang keliru semacam itu. Sebab pendapat semacam itu hanya bisa dilontarkan oleh orang yang betul-betul awam dan buta datam hal Islam. Maka sungguh pantas bila penulis semacam itu disebut sebagai Sarjana Murtadin Himar Amos.

Dalam Islam tidak ada ajaran yang mengatakan bahwa malaikat itu ada yang jahat. Menurut Islam, malaikat adalah makhluk ciptaan Allah yang terpelihara dari segala kesalahan dan dosa, karena malaikat tidak diberi nafsu. Semua malaikat tunduk dan patuh kepada perintah Allah. Tidak ada istilah malaikat pembangkang dalam Islam. Tidak ada satu pun keterangan dalam Al Qur'an yang mengatakan bahwa malaikat itu ada yang jahat.

Semua malaikat itu tunduk, patuh dan taat kepada segala perintah Allah tanpa tawar-menawar sedikit pun, sesuai dengan ayat-ayat berikut ini:

- An Nahl 49-50 yang menyatakan bahwa malaikat tidak sombong, melainkan takut kepada Allah serta patuh melaksanakan perintah-Nya.
- Al Anbiyaa 19-20 dan 27 yang menyatakan bahwa malaikat patuh kepada Allah.
- At Tahrim 6 yang menyatakan bahwa malaikat tidak mendurhakai perintah Allah.

Lebih konyol lagi, Drs. Himar Amos menerangkan bahwa jin adalah bagian dari malaikat yang jahat. Ini sama sekali tidak benar. Menurut Islam, jin itu tercipta dari api, sedangkan malaikat dari cahaya (nur). Dari segi penciptaannya saja sudah berbeda. Perhatikan hadits berikut:

"Dari Aisyah r.a. dinyatakan, sesungguhnya Nabi saw. pernah bersabda: "Malaikat itu diciptakan dari cahaya (nuur) dan jin itu diciptakan dari percikan api (naar), sedang Adam diciptakan dari sesuatu yang sudah engkau kenal." (HR. Muslim).

Malaikat masuk neraka dalam ajaran Kristen

Setelah kami selidiki, ternyata Himar Amos keliru paham terhadap Islam tersebut berangkat dari pemahaman akan keterangan Bibel yang diajarkan oleh para pendeta dan evangelis seniornya.

Sebab dalam Alkitab atau Bibel disebutkan bahwa malaikat itu ada yang baik dan ada yang jahat. Mari perhatikan ayat-ayat berikut ini:

1. Malaikat pembangkang dan tidak taat ?
"Dan bahwa ia (Yesus. ed.) menahan malalkat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kakuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar" (Yudas 1:6).

2. Iblis bisa menyamar jadi malaikat gadungan?
"Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblis pun manyamar sebagai malaikat Terang." (II Korintus 11:14).

3. Malaikat diadili manusia?
"Tidak tahukah kamu, bahwa kita akan manghakimi malaikat-malaikat? Jadi apa lagi perkara-perkara biasa dalam hidup kita sehari-hari." (I Korintus 6:3).

4. Malaikat masuk ke neraka berkumpul jadi satu dengan ibils.
"Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang yang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah disediakan untuk iblis dan malaikat-malaikatnya." (Matius 25:41).

Ayat-ayat Alkitab di atas mengajarkan bahwa malaikat ada yang tidak taat dan ada iblis yang bisa menyamar jadi malaikat. Bahkan malaikat akan diadili oleh manusia. Lucunya, malaikat akan masuk neraka bersama-sama dengan iblis.

Kalau melihat malaikat saja belum pernah, bagaimana mungkin ada manusia yang akan menilai, kesalahan dan menghakimi malaikat??!! Justru malaikatlah nanti yang akan menghakimi manusia, sebab selama hidupnya manusia senantiasa diawasi oleh malaikat.

Kalau begitu, fungsi malaikat Tuhan dalam kepercayaan Kristen itu macam apa ? Apakah umat Kristen harus mengadakan ujian/testing terhadap malaikat yang diutus Tuhan ?

Apakah kalau malaikat pencabut nyawa yang datang kepada mereka, mesti ditanya, dites dan dibuktikan dulu apakah dia itu benar-benar malaikat yang diutus oleh Tuhan atau iblis yang menyamar jadi malaikat ? Lucu, bukan ??

DIALOG 2 : HUJAT & RALAT TTG RUKUN ISLAM
Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)

Rukun Islam

Rukun Iman harus diamalkan dan untuk mengamalkan rukun Iman ini ditetapkan kewajiban-kewajiban yang disebut rukun Islam.

Rukun Islam terdiri dari 5 Kewajiban: mengucapkan dua kalimat syahadat, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, puasa dalam bulan Ramadhan dan melakukan upacara ibadah haji. (hal. 15).

Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)

Kelima rukun Islam yang disebutkan oleh Amos tersebut, diatur secara rinci dalam Hadits shahih berikut:

"Islam itu didirikan atas lima dasar, yaitu: (1) Bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Utusan Allah; (2) Mendirikan shalat; (3) Mengeluarkan zakat; (4) Puasa Ramadhan; dan (5) Beribadah Haji." (HR. Muslim dari Umar bin Khatthab).

Adanya rukun Islam itu adalah satu bukti nyata bahwa Islam lebih unggul dibanding Kristen. Rukun Islam memberikan kemudahan bagi umat Islam sejagat untuk mengabdi dan beribadah kepada Tuhan dengan tata cara dan pedoman yang sama, seragam.

Sedangkan Kristen, tidak memiliki rukun agama yang jelas dan pasti dari Bibelnya, sehingga kesulitan untuk mengabdi kepada Tuhan. Bahkan rasul palsu Paulus dalam Bibel mengatakan bahwa untuk mengabdi kepada Tuhan supaya selamat dunia dan akhirat, manusia cukup dengan beriman saja, tanpa perbuatan. Perhatikan ucapan Paulus berikut:

"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri." (Efesus 2:8-9).

Rukun Islam 1a : Syahadat bersaksi bahwa Allah adalah sebuah Zat
Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)

1. Mengucapkan dua kalimat Syahadat

Syarat untuk menjadi pengikut agama bangsa Arab ialah diwajibkan membaca dua kalimat Syahadat sebagai berikut: "Asy hadu allaa ilaaha illalaah, wa asy hadu anna Muhammadar rasuulullaah", yang artinya: "Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa nabi Muhammad adalah utusan Allah".

Kalimat yang pertama ialah suatu pernyataan yang hanya mengakui dan mempercayai kepada Allah yang Esa.

Adapun mengenai definisi daripada Allah itu, Al Qur'an mempunyai penafsiran tersendiri. Siapa yang dimaksud dengan Allah dalam hal ini?

Menurut surat 1 Al Faatihah ayat 1 dalam foot note-nya kitab Al Qur'an terjemah Indonesia terbitan PT Sari Agung berbunyi demikian:

"Ayat ini dinamakan 'Basmalah' diutamakan membacanya pada tiap-tiap akan memulai perkerjaan yang baik. 'Allah' ialah zat yang maha suci yang disembah dengan sebenarnya".

Menurut kamus lengkap bahasa Indonesia karangan Audi C, maka zat berarti asal sesuatu benda.

Dengan demikian yang dimaksud dengan 'Allah' di sini ialah zat atau asal sesuatu benda atau sebuah benda. (hal. 15-17)

Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)

Dalam Islam, Allah itu tidak boleh diterjemahkan apalagi disamakan dengan benda apapun. Maka mengatakan Allah itu sama dengan suatu zat berupa benda, apalagi sebagai benda padat, itu sangat keliru.

Allah adalah nama pribadi dari Tuhan itu sendiri. Kita mengetahui nama-Nya sebab Dia sendiri yang memperkenalkan bahwa nama-Nya adalah Allah.

"Sesungguhnva Aku ini adalah Allah, tiada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku." (Thaahaa 14).

Jadi, Allah itu adalah suatu ZatYang Maha Suci, Yang Maha Mulia, Maha Tinggi, yang lebih besar dari apa yang dikuasai oleh akal manusia, unik tidak terjangkau oleh pikiran-pikiran manusia.

Allah Swt. menguasai segala batas yang membatasi akal pikiran manusia. Karena itu akal pikiran manusia tidak akan pernah mampu mengetahui Zat Allah.

Allah Swt. mempunyai nama-nama yang baik, yang tidak ada celanya yang disebut 'Al Asmaa-ul Husna'. Allah dalam Islam mempunyai sifat Maha atas segala sesuatu. Dan kemahaan-Nya tidak ada batasnya, meliputi atas segala-galanya.

Adapun kata zat dalam sebutan "Allah adalah Zat Yang Maha Suci", ini tidak dapat disamakan dengan zat cair, zat padat, zat gas, zat arang, zat lemas, zat pembawa warna, dan zat lain-lainnya yang semuanya adalah ciptaan Allah.

Sebutan 'zat' yang dirangkai dengan sifat kemahaan Allah, dipaka! untuk menyebut kepada Allah, pencipta jagad raya. Sedangkan hakikat daripada Allah, tidak dapat ditangkap dengan indera makhluk-Nya. Allah tidak sama, berbeda dengan zat-zat apapun yang diciptakan-Nya. Sebab Allah memiliki sifat mukhalafatu lil hawaditsi (berbeda dengan makhluk).

"Tidak ada sesuatu apapun yang serupa dengan Dia (Allah). Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (Qs. As Syuuraa 11).

"Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia (Allah)." (Qs. Al Ikhlash 4).

Allah versi Bibel

Jika dia menganggap bahwa Allah itu Tuhannya orang Arab, atau Tuhannya Muhammad, mengapa dalam Alkitab (Bibel) memakai nama Allah? Mestinya kalau mau konsekwen, dalam Alkitab/injil jangan memakai nama Allah, tapi Elohim atau Eloah atau Yahweh atau Kuryos atau Yehovah.

Kalau Himar Amos mau teliti dan jujur, seharusnya dia malu menghujat keberadaan Allah dalam Islam. Sebab konsep Alkitab (Bibel) tentang Allah sangat kacau balau. Disebutkan di dalamnya bahwa Allah itu milik suku Bangsa Israel, sebagaimana ayat-ayat sebagai berikut:

"Orang-orang sengsara dan orang-orang miskin sedang mencari air, tetapi tidak ada, lidah mereka kering kehausan; tetapi Aku, TUHAN, akan menjawab mereka, dan sebagai Allah orang Israel Aku tidak akan meninggalkan mereka." (Yesaya 41:17).

"Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah orang Israel." (Yeremia 31:23).

"Ia mendirikan maezbah disitu dan dinamainya itu: "Allah Israel ialah Allah." (Kejadian 33:20).

"Kemudian Musa dan Harun pergi menghadap Firaun, lalu berkata kepadanya: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Biarkanlah umat-Ku pergi untuk mengadakan perayaan bagiKu di padang gurun." (Keluaran 5:1).

"Lalu mereka melihat Allah Israel; kaki-Nya berjejak pada sesuatu yang buatannya seperti lantai dari batu nilam dan yang terangnya seperti langit yang cerah." (Keluaran 24:10).

"Pada waktu itulah Yosua mendirikan mezbah digunung Ebal bagi TUHAN, Allah Israel" (Yosua 8:30).

"Sekarang aku bermaksud mengikat perjanjian dengan TUHAN, Allah Israel, supaya murka-Nya yang menyala-nyala itu undur daripada kita" (II Tawarikh 29:10).

Karena Tuhan dalam Bibel itu milik orang Israel, maka sangat pantas jika Tuhan umat Kristen punya banyak kelemahan yang menunjukkan kurang Maha atas segala sesuatu. Perhatikan ayat-ayat di bawah ini:

a. Tuhan mikir-mikir "Berpikirlah TUHAN: "Apakah Aku akan menyembunyikan kepada Abraham apa yang hendak Kulakukan ini?" (Kejadian 18:17).

b. Tuhan mengerang kesakitan seperti perempuan hamil "Aku membisu dari sejak dahulu kala, Aku berdiam diri, Aku menahan hati-Ku; sekarang Aku mau mengerang seperti perempuan yang melahirkan, Aku mau mengah-mengah dan megap-megap." (Yesaya 42:14).

c. Tuhan pikun, lupa alas kaki-Nya ketika marah "Ah, betapa Tuhan menyelubungi puteri Sion denga awan dalam murka-Nya! Keagungan Israel dilemparkan-Nya dari langit ke bumi. Tak diingat-Nya akan tumpuan kaki-Nya tatkala Ia murka" (Ratapan/Nudub Yeremia 2:1 ).

Itulah sebagian ayat-ayat Bibel mengenai Allah yang diimani oleh Drs. H. Amos. Masih terlampau banyak ayat-ayat aneh tentang Tuhan dalam Bibel. Namun tidak kami muat seluruhnya, kasihan nanti Bapak Amos jadi pusing.

Sumber: "Pendeta Menghujat Muallaf Maralat", Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.

Demikianlah ajaran Bibel tentang malaikat yang sangat kacau dan meragukan.