Dalam wawancaranya dengan John D. Woodbridge, Ph.D, salah seorang nara sumber bukunya, Lee Strobel menunjukkan kutipan tuduhan terhadap misionaris ini:
Para misioner itu datang tanpa diundang. Meskipun tujuan mereka mulia, tetapi mereka tidak tahu apa-apa tentang wilayah yang mereka datangi, dan mereka mendirikan kantor-kantor dan tidak peduli terhadap batin dan nilai-nilai orang-orang yang mereka datangi untuk dibantu. Mereka juga mencampuri masalah-masalah yang sama sekali tidak ada urusannya dengan mereka. Mereka berasumsi bahwa spiritualitas tradisional orang-orang pribumi itu bercacat, bahkan merupakan pemujaan setan. Mereka menyuap atau memaksa penduduk pribumi itu untuk meninggalkan adat-adat tradisional mereka, sampai-sampai, dalam proses mereka mencoba 'menyelamatkan' orang-orang itu, para misioner itu akhirnya malah menghancurkan mereka.[Dale and Sandy Larson, Seven Myths About Christianity, dikutip oleh Lee Srobel dalam bukunya "Pembuktian atas Kebenaran Iman Kristiani."]
Peran para misionaris tidak bisa dipandang sebelah mata. Masalahnya, gerakan ini pada awalnya seringkali berkaitan dengan kebijakan ekonomi dari kekuatan kolonial yang dikenal sebagai merkantilisme. Sebuah teori yang secara sederhana berkata, "Negara yang memiliki emas paling banyak akan menjadi negara yang paling berkuasa." Kekuatan sebuah negera akhirnya ditentukan melalui seberapa sukses ia mengeksploitasi Amerika Latin dan tempat-tempat lain. Eksploitasi ini bercampur aduk dengan kegiatan para misionaris.
Salah satu negara itu adalah Spanyol. Banyak catatan sejarah tentang perbuatan mengerikan yang mereka lakukan di Amerika Latin, sehingga dalam abad ke enambelas, ada perdebatan sengit disana tentang apakah yang terjadi di Amerika Latin itu kristiani atau tidak.
Gerakan misionaris pada awalnya tidak bisa dipisahkan dengan tiga kata yang menjadi tujuan dua negara Eropa yaitu Portugal dan Spanyol mengarungi samudera. Paus yang saat itu ikut menganggap dunia ini datar membaginya menjadi dua, bagian timur untuk Portugal dan bagian barat untuk Spanyol. Sistem ekonomi Merkantilisme membuat kedua negara membutuhkan persediaan emas yang lebih banyak. Tetapi bukan hanya emas atau Gold yang menjadi tujuan penjelajahan itu, ada Glory dan Gospel. Kejayaan sebuah negara ditentukan oleh besarnya wilayah, itulah Glory. Misi suci penyebaran agama Kristen juga ikut menjadi motifnya, itulah Gospel. Akhirnya ketiganya membentuk sebuah sistem perekonomian dunia baru, kolonialisme.