zwani.com
apa kabar kamu hari ini
salam hangat buat faithfredoom.org semoga bermanfaat bagi anda dan untuk non muslim ma’af bila ada kata-kata kurang berkenan Cintailah kekasihmu sekedarnya saja, siapa tahu nanti akan jadi musuhmu. Dan bencilah musuhmu sekedarnya saja, siapa tahu nanti akan jadi kekasihmu semoga allah swt membuka mata hati faithfreedom terhadap islam.
Image by Anime Myspace Comments
MyNiceProfile.com

Rabu, 27 Oktober 2010

Makna Islam Sebagai Rahmat Bagi Alam Semesta


Memahami Rahmat Islam
“Dan tidaklah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS 21: 107). Ayat di atas sering dijadikan hujjah bahwa Islam adalah agama rahmat. Itu benar. Rahmat Islam itu luas, seluas dan seluwes ajaran Islam itu sendiri. Itu pun juga pemahaman yang benar.

Sebagian orang secara sengaja (karena ada maksud buruk) ataupun tidak sengaja (karena pemahaman Islamnya yang tidak dalam), sering memaknai ayat tersebut diatas secara menyimpang. Mereka ini mengartikan rahmat Islam harus tercermin dalam suasana sosial yang sejuk, damai dan toleransi dimana saja Islam berada, apalagi sebagai mayoritas. Sementara dibaliknya sebenarnya ada tujuan lain atau kebodohan lain yang justru bertentangan dengan Islam itu sendiri, misalnya memboleh-bolehkan ucapan natal dari seorang Muslim terhadap umat Nasrani atau bersifat permisive terhadap ajaran sesat yang tetap mengaku Islam.

Islam sebagai rahmat bagi alam semesta adalah tujuan bukan proses. Artinya untuk menjadi rahmat bagi alam semesta bisa jadi umat Islam harus melalui beberapa ujian, kesulitan atau peperangan seperti di zaman Rasulullah. Walau tidak selalu harus melalui langkah sulit apalagi perang, namun sejarah manapun selalu mengatakan kedamaian dan kesejukan selalu didapatkan dengan perjuangan. Misalnya, untuk menjadikan sebuah kota menjadi aman diperlukan kerjakeras polisi dan aparat hukum untuk memberi pelajaran bagi pelanggar hukum. Jadi logikanya, agar tercipta kesejukan, kedamaian dan toleransi yang baik maka hukum Islam harus diupayakan dapat dijalankan secara kaffah. Sebaliknya, jangan dikatakan bahwa umat Islam harus bersifat sejuk, damai dan toleransi kepada pelanggar hukum dengan alasan Islam adalah agama rahmat.

Mencari Rahmat Islam
Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya. Dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu,” (QS al-Baqarah: 208)
Ada banyak dimensi dari universalitas ajaran Islam. Di antaranya adalah, dimensi rahmat. Rahmat Allah yang bernama Islam meliputi seluruh dimensi kehidupan manusia. Allah telah mengutus Rasul-Nya sebagai rahmat bagi seluruh manusia agar mereka mengambil petunjuk Allah. Dan tidak akan mendapatkan petunjuk-Nya, kecuali mereka yang bersungguh-sungguh mencari keridhaan-Nya. “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik,” (QS al-‘Ankabuut: 69).

Bentuk-bentuk Rahmat Islam
Ketika seseorang telah mendapat petunjuk Allah, maka ia benar-benar mendapat rahmat dengan arti yang seluas-luasnya. Dalam tataran praktis, ia mempunyai banyak bentuk.

Pertama, manhaj (ajaran).
Di antara rahmat Allah yang luas adalah manhaj atau ajaran yang dibawa oleh Rasulullah saw berupa manhaj yang menjawab kebahagiaan seluruh umat manusia, jauh dari kesusahan dan menuntunnya ke puncak kesempurnaan yang hakiki. Allah SWT berfirman, “Kami tidak menurunkan al-Qur'an ini kepadamu agar kamu menjadi susah; tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah),” (QS. Thahaa: 2-3). Di ayat lain, Dia berfirman, “…Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu…,” (QS Al-Maidah: 3).

Kedua, al-Qur'an.
Al-Qur'an telah meletakkan dasar-dasar atau pokok-pokok ajaran yang abadi dan permanen bagi kehidupan manusia yang selalu dinamis. Kitab suci terakhir ini memberikan kesempatan bagi manusia untuk beristimbath (mengambil kesimpulan) terhadap hukum-hukum yang bersifat furu’iyah. Hal tersebut merupakan konsekuensi logis dari tuntutan dinamika kehidupannya. Begitu juga kesempatan untuk menemukan inovasi dalam hal sarana pelaksanaannya sesuai dengan tuntutan zaman dan kondisi kehidupan, yang semuanya itu tidak boleh bertentangan dengan ushul atau pokok-pokok ajaran yang permanen. Dari sini bisa kita pahami bahwa al-Qur'an itu benar-benar sempurna dalam ajarannya. Tidak ada satu pun masalah dalam kehidupan ini kecuali al-Qur'an telah memberikan petunjuk dan solusi. Allah berfirman, “Tiadalah Kami alpakan sesuatu pun di dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan,” (QS al-An’aam: 38). Dalam ayat lain berbunyi, “Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab (al-Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri,” (QS an-Nahl: 89).

Ketiga, penyempurna kehidupan manusia
Di antara rahmat Islam adalah keberadaannya sebagai penyempurna kebutuhan manusia dalam tugasnya sebagai khalifah di muka bumi ini. Rahmat Islam adalah meningkatkan dan melengkapi kebutuhan manusia agar menjadi lebih sempurna, bukan membatasi potensi manusia. Islam tidak pernah mematikan potensi manusia, Islam juga tidak pernah mengharamkan manusia untuk menikmati hasil karyanya dalam bentuk kebaikan-kebaikan dunia. “Katakanlah: ‘Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hambaNya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik?” (QS al-A`raf: 32).
Islam memberi petunjuk mana yang baik dan mana yang buruk, sedang manusia sering tidak mengetahuinya. “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui,” (QS al-Baqarah: 216).

Keempat, jalan untuk kebaikan.
Rahmat dalam Islam juga bisa berupa ajarannya yang berisi jalan / cara mencapai kehidupan yang lebih baik, dunia dan akhirat. Hanya kebanyakan manusia memandang jalan Islam tersebut memiliki beban yang berat, seperti kewajiban sholat dan zakat, kewajiban amar ma’ruf nahi munkar, kewajiban memakai jilbab bagi wanita dewasa, dan sebagainya. Padahal Allah SWT telah berfirman, “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya,” (QS al-Baqarah: 286). Pada dasarnya, kewajiban tersebut hanyalah untuk kebaikan manusia itu sendiri. “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri,” (QS al-Isra’: 7).


Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ajaran Islam itu adalah rahmat dalam artian yang luas, bukan rahmat yang dipahami oleh sebagian orang menurut seleranya sendiri. Rahmat dalam Islam adalah rahmat yang sesuai dengan kehendak Allah dan ajaran-Nya, baik berupa perintah atau larangan. Memerangi kemaksiatan itu adalah rahmat, sekalipun sebagian orang tidak setuju dengan tindakan tersebut. Jihad melawan orang kafir yang zalim adalah rahmat, meskipun sekelompok manusia tidak suka jihad dan menganggapnya sebagai tindakan kekerasan atau terorisme. Allah berfirman, “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui,” (QS al-Baqarah: 216).

Hendaknya kita jujur dalam mengungkapkan sebuah istilah. Jangan sampai kita menggunakan ungkapan seperti sejuk, damai, toleransi, rahmat, dan sebagainya, kemudian dikaitkan dengan kata ‘Islam’. Sementara ada tujuan lain yang justru bertentangan dengan Islam itu sendiri.
Wallahu a’lam bish shawab.
Disadur dari tulisan DR. Muslih Abdul Karim, www.aldakwah.org

Andai Kamu Tahu...



Andai kamu tahu, bagaimana pedih dan perihnya perjuangan menyebarkan Islam yang dijalani Rasulullah saw. dan para sahabatnya, kamu akan sangat menghargai jerih payah mereka. Kamu akan bangga dengan tetesan keringat, darah dan air mata Rasulullah dan para sahabatnya. Kamu akan membayar usaha mereka dengan prestasi yang kamu tunjukkan, juga dalam membela Islam.
Tahukah kamu, perjuangan Rasulullah saw. penuh dengan risiko. Dalam suatu kesempatan Rasulullah saw. berhenti di depan rumah sejumlah kabilah sembari berkata: “Wahai Bani Fulan, sesungguhnya aku ini adalah Rasulullah untuk kalian, memerintahkan kalian untuk menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun. Hendaklah kalian meninggalkan penyembahan kepada selain-Nya sekaligus beriman kepadaku, membenarkanku, dan membelaku sampai aku menjelaskan dari Allah wahyu-Nya yang dengan itu Dia mengutusku.” (dalam Sirah Ibnu Hisyam)
Ketika itu paman beliau, Abu Lahab sedang berdiri di belakang beliau. Dia menolak segala ucapan Nabi saw. sekaligus mendustakannya. Saat itu, tak ada seorang pun yang mau menerima ajakan beliau. Mereka kemudian berkata, “Kaummu saja, yang lebih mengetahui tentang siapa dirimu, tidak mengikutimu.” Duh, orang terdekat saja malah mendustakan.
Teman, jika kamu bisa mengetahui dan memahami beratnya perjuangan di masa awal-awal berkembangnya Islam, insya Allah kamu bisa lebih bijak dalam hidup ini. Nggak asal aja. Bahkan nggak layak kalo sampe meninggalkan ajaran Islam dan berpaling menyambut ideologi lain selain Islam. Kagak bakalan deh. Sangat boleh jadi akan kamu pertahankan Islam ini dengan harta dan nyawa sebagai taruhannya.
Sobat muda muslim, andai kamu tahu, dan juga paham bahwa ajaran Islam mampu mengguncangkan hati setiap orang, insya Allah kamu bakalan menjadikan Islam ini sebagai senjata dan obat penawar bagi rusaknya kehidupan saat ini. Kamu pun berdiri sebagai pengembannya dan berjuang sekuat tenaga.
Atas hidayah Allah Swt. dan dakwah Rasulullah yang gencar, maka orang sekeras Umar bin Khaththab pun bertekuk lutut di hadapan Rasulullah saw. dan menyatakan kesediaannya memeluk agama Allah ini. Dinding es yang selama ini melindungi Umar dari kebenaran, ternyata mampu cair dengan dakwah Islam yang diemban Rasulullah dan para sahabatnya. Andai kamu tahu, maka tidak ada alasan buat kamu, untuk merasa risih dengan kondisi kamu yang masih belum sempurna. Kamu bisa menjadi baik dengan Islam. Yakinlah. Kondisi kamu yang jauh dari nilai Islam jadikan sebagai masa lalu kamu, tapi bersinar dengan Islam adalah masa depanmu.
Seperti halnya saat Khalid bin Walid akan memeluk Islam. Ia menyadari betul posisi dirinya yang pernah menjadi panglima perang kaum Quraisy dan sempat berhadapan dengan kaum muslimin di Perang Uhud. Sangat boleh jadi jika diukur dengan hawa nafsu, beliau akan gengsi bin keki. But, karena ajaran Islam jauh lebih mempesona, akhirnya Khalid pun mengucap dua kalimah syahadat. Bahkan di kemudian hari ia menjadi panglima perang Islam yang berhasil menaklukan Romawi. Masih ingat kata-kata heroik beliau ketika mengancam panglima perang Romawi dengan kata-katanya yang tajam, “Kalau kalian tidak tunduk, akan aku kirim pasukan yang mencintai kematian sebagaimana pasukan kalian mencintai hidup!”? Subhanallah. Dan andai kamu tahu, kamu pun insya Allah bisa menjadi pembela dan pejuang Islam yang tangguh. Kamu bisa meneladani Khalid bin Walid ra.
Sobat muda muslim, andai kamu tahu dan juga paham, bahwa Islam adalah agama yang mencerahkan kehidupan manusia, insya Allah kamu akan berdiri paling depan sebagai pejuang dan pembelanya. Seperti ketika Usamah bin Zaid, yang menjadi panglima perang di usianya yang baru genap 18 tahun. Semangat Usamah patut kita teladani. Gimana nggak, usia belia ternyata bukan halangan utuk menjadi orang yang hidupnya semata untuk Islam. Usia muda, bukan halangan bagi Usamah untuk minder, tapi ia bahkan menjadi orang yang bertanggung jawab sebagai pemimpin pasukan Islam. Padahal bro, di situ banyak para veteran Perang Badar seperti Abu Bakar, Umar bin Khaththab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, dan masih banyak lagi para sahabat Rasulullah yang usianya beda jauh dengan Usamah.
Subhanallah, mencintai Islam dengan sepenuh hati adalah nafas yang dihembuskan dalam hidup Usamah. Pemuda perkasa yang menjadi pejuang dan pembela Islam. Kita semua yakin, andai kamu tahu bahwa Islam adalah agama yang sempurna dan paripurna, dan kamu yakini sepenuh hatimu, insya Allah semangatmu untuk membela Islam nggak pernah luntur. Bahkan kian hari akan semakin meneguhkan pendirianmu. Ya, sekali lagi, andai kamu tahu, dan juga paham tentang Islam.
Sobat, andai kamu tahu semangatnya Abdullah Ibnu ‘Umar, insya Allah kamu pun ingin seperti dia. Di usianya yang menginjak 13 tahun, sudah kebelet ingin ikut berjihad bersama Rasulullah saw. Jihad baginya adalah impian yang sejak lama berusaha ia wujudkan jadi kenyataan. Maka, beliau bersama al-Barra’ ngotot ingin berperang (jihad) bersama pasukan Rasulullah dalam perang Badar. Namun oleh Rasulullah saw. ditolak karena masih kecil. Untuk sementara impiannya belum terwujud jadi kenyataan. Tahun berikutnya pada perang Uhud, beliau tetap ditolak, hanya al-Barra’ yang boleh ikut. Barulah keinginannya yang tak tertahankan itu terpenuhi pada saat perang Ahzab, Rasul memasukkannya ke dalam pasukan kaum Muslim yang akan memerangi kaum Musyrik (Shahih Bukhari jilid VII, hal. 226 dan 302).
Sobat muda muslim, andai kamu tahu bahwa Islam pernah merambah hampir sepertiga dunia, pastinya kamu bakal bangga dengan Islam. Yup, Islam pernah berjaya dan hampir seluruh daratan di bumi ini terwarnai dengan Islam. Itu semua berkat jerih payah para pendahulu kita dalam menyebarkan Islam.
Kamu kenal Thariq bin Ziyad? Beliaulah penakluk Spanyol. Dikisahkan, sesaat setelah armada tempur lautnya merapat di pantai, beliau berdiri di atas bukit karang dan berpidato. Dalam pidatonya yang berapi-api itu, beliau memerintahkan pembakaran kapal-kapal yang telah membawa seluruh awak pasukannya dari Afrika pada 711 M, kecuali beberapa pasukan kecil yang diminta pulang untuk meminta bantuan kepada Khalifah.
Pidato ‘kontroversial’ itu karuan aja membuat pasukannya keheranan. Namun beliau mengatakan, “Kita datang ke sini tidak untuk kembali. Hanya dua pilihan; menaklukkan negeri ini dan menetap di sini serta mengembangkan Islam, atau kita semua binasa (syahid).” Subhanallah, sungguh mengagumkan.
Tak ayal lagi, itu membuat pasukannya bangkit dan segera menyusun kekuatan untuk menggempur pasukan Spanyol yang terkenal kuat. Atas pertolongan Allah Swt. pasukan Raja Rhoderick yang berkekuatan 100.000 pasukan tumbang di tangan pasukan kaum muslimin yang hanya berjumlah 7000 pasukan ditambah 5000 pasukan susulan. Spanyol kemudian berkembang pesat, dan bahkan sempat menjadi pusat pemerintah Islam. Spanyol menjadi center of excellent. Sekarang, Islam di Spanyol tinggal kenangan. Menyedihkan.
Andai kamu tahu bahwa di tanah Uzbekistan, negeri yang kini dipimpin oleh Islam Karimov, tengah terjadi pembantaian para aktivis Islam oleh rejim Karimov, pastinya kamu bakalan geram dan gelisah. Hasrat hatimu kuat ingin membela nasib saudara kita yang tertindas. Uzbekistan dan sekitarnya adalah negeri para periwayat hadis kesohor, di antaranya Imam Bukhari dan Imam Nasa’i. Sayangnya, banyak kaum muslimin yang cuek dengan kenyataan ini. Siapa yang mau menolong mereka selain kita semua?
Sobat muda muslim, andai kamu tahu kondisi sehari-hari di Palestina, pastinya kesedihan, keharuan, dan kekesalan bercampur jadi satu. Aksi tentara Yahudi Israel yang doyan menjagal rakyat Palestina, harusnya membakar semangat untuk membela saudara kita dan menghancurkan serdadu-serdadu Yahudi. Saatnya kita belajar kepada keberanian Shalahuddin al-Ayubi yang merebut kembali Palestina dari tangan pasukan salib Eropa.
Andai kamu tahu, bahwa kapitalisme dan sosialisme (termasuk komunisme) adalah ideologi sesat dan menyesatkan, niscaya kamu nggak bakalan tergoda untuk meyakini dan memperjuangkannya. Sebaliknya, kamu akan menyingkirkan ideologi itu dari kehidupanmu, dan menegakkan ideologi Islam. Pasti!
Kita sebagai pejuang
Sobat muda muslim, andai kamu tahu dan menyadari bahwa kemunduran umat Islam ini adalah karena kaum muslimin meninggalkan agamanya, niscaya akan berupaya sekuat tenaga untuk selalu terikat dengan ajaran Islam. Kita mundur setelah kita mencampakkan Islam. Setelah kita nggak menjadikan Islam sebagai ideologi. Tapi sayang banget, kaum muslimin saat ini nggak ngeh kalo sekarang justru tengah menderita. Celaka dua belas euy!
Saat ini, kaum muslimin gandrung banget dengan pemikiran dan budaya yang disebar musuh-musuh Islam. Maklumlah, kemasan yang ditawarkan amat menggiurkan. Itu sebabnya, jangan kaget kalo ada remaja yang gampang hadir di acara konser musik meski kudu membayar dengan harga mahal, ketimbang duduk bersila dengerin ceramah di masjid. Aneh kan?
Banyak banget yang punya cita-cita jadi seleb ketimbang jadi pengemban dakwah. Sangat boleh jadi karena profesi sebagai seleb identik banget dengan beken dan tajir. Sementara jadi pengemban dakwah, imejnya jelek banget. Bahkan seringkali identik dengan kemiskinan. Udah gitu tampilannya kuleuheu alias kumuh. Pake sarungan mulu, pake peci, dan juga bawa tasbih. Waduh, padahal nggak selalu kudu tampil begitu kan? Gambaran seperti inilah yang ikut ngasih cap jelek buat Islam. Maklumlah kalo jadi seleb pujian kerap hadir, sampe di panggung pun dilempar pake bunga segala. Eh, begitu ustadz yang ‘manggung’ dilempar pake bunga juga seh, tapi lengkap dengan potnya. Gubrak!
Seringkali kajian Islam itu nggak menarik minat orang untuk datang dan dengerin (*bab thaharoh mulu seh).. Itu sebabnya, saatnya kita ngasih kemasan yang menarik utuk memikat kaum muslimin dengan Islam. Sampaikan bahwa Islam itu nggak kumuh, nggak kuno. Sebab, Islam itu emang modern, mencerahkan pemikiran, sekaligus menjadi pandangan hidup yang benar yang bakalan menyelesaikan berbagai problem kehidupan saat ini. Islam ini sempurna dan paripurna sobat. Firman Allah Swt.: “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS al-Maaidah [5]: 3)
Andai saja kamu tahu, bahwa perjuangan Islam ini membutuhkan tenaga, pikiran, waktu, harta, bahkan nyawa kita, niscaya kita akan menyerahkannya dengan sukarela. Kita bakalan tampil sebagai pejuang dan pembela Islam. Nggak kenal rasa takut. Pantang menyerah.
Sobat, kita adalah kaum muslimin, umat yang mulia di hadapan Allah. Firman Allah Swt.: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS ali ‘Imran [3]: 110)
Jadi, nggak pantes banget kalo kita cuma menjadi penonton di saat Islam dan umatnya terpuruk. Itu sebabnya, mari kita berjuang untuk menegakkan kembali Islam sebagai ideologi negara, di bawah naungan Daulah Khilafah Islamiyah. Nah, karena sekarang kamu udah tahu, jadi kobarkan semangat untuk membela dan memperjuangkan Islam. Allahu Akbar! ?
http://www.dudung.net/buletin-gaul-islam/andai-kamu-tahu.html