Posted on April 5, 2008 by Abu Aisyah Al Kediri
Di bawah ini adalah gambar-gambar tata cara membentuk shaf dalam sholat yang benar. Saya mendapatkannya dari seorang teman. Yang Insya Allah gambar yang singkat ini bisa menjawab segala hal yang terjadi di masyarakat. Karena kekeliruan yang terus-menurus dilakukan oleh masyarakat. Kita juga wajib memperingatkannya karena ini berhubungan dengan sholat, sedangkan sholat adalah ibadah inti dari umat Islam ini. Maka kita harus menjaga agar sholat kita sempurna. Wallahu’alam bishawab.
MUKJIZAT GERAKAN SHOLAT
GERAKAN SHOLAT
PENCEGAHAN & PENYEMBUHAN
PENYAKIT
oleh
Prakata
Puluhan tahun nara sumber menderita berbagai macam penyakit, nyaris sepuluh tahun terakhir tergantung obat antibiotik/ narkoba. Berapa puluh juta telah habis untuk berobat. Gaji besar, gelar tinggi, jabatan lumayan, dan pakai dasi, tapi badan terasa sengsara, nyaris putus asa. Mungkin karena pengalamannya dan selalu berusaha dengan kesabaran yang tinggi, dibukakan jalan keluar yang membalik 180 derajat gaya hidupnya. Puji syukur kehadirat Allah, Tuhan yang Esa, yang membuka mata hati dan pikirannya untuk mempelajari, mengembangkan, dan implementasi teknik gerakan shalat dan berwudhu sehingga dapat terbebas dari obat antibiotika, paracetamol, asetaminophen, kafein, nikotin, gelatin, salicil, penicillin, amoksicilin, braxidin, simetidin, pancreoplat, alcohol, expectoran, bronchodilator, interferon/ wellferon, bebas aritmia, bebas cholesterol, bebas asam urat, bebas crystal oxalat, tidak perlu obat kuat, tidak takut angin dan hujan, tidak pegel linu habis bangun tidur.
Ternyata, janji Allah itu adalah tepat, asal kita kembangkan, dirikan, implementasikan shalat dalam kehidupan sehari-hari, silaturahmi antar manusia, tidak menyombongkan diri, sabar, selalu membersihkan dan menahan diri, bersedekah yang halal lagi baik, ikhlas dalam mengamalkan ilmu yang dititipkan kepada kita.
Ergonomic Gym/Senam Ergonomis
Senam Ergonomis adalah salah satu metode yang praktis dan efektif dalam memelihara kecerdasan tubuh, yaitu dengan melakukan latihan senam ergonomic secara rutin. Mengapa demikian?
Karena gerakan-gerakan senam ergonomic merupakan gerakan yang sesuai dengan kaidah-kaidah penciptaan tubuh.
Artinya, senam yang dapat langsung membuka, membersihkan, dan mengaktifkan seluruh sistem-sistem tubuh (system kardiovaskuler, kemih, reproduksi).
Gerakan dalam senam ergonomis hanya terdiri dari 7 gerakan dasar, yaitu lapang dada, tunduk syukur, duduk perkasa, duduk pembakaran dan berbaring pasrah. Masing-masing gerakan mengandung manfaat yang luar biasa dalam pencegahan penyakit dan perawatan kesehatan.
Senam ergonomic dikenal dengan slogan duduk, tekuk-tekuk, gosok-gosok, sehat. Dan, sebagai Multipe Inteligence.
Jadi, dengan mengombinasikan gerakan-gerakan senam ergonomis dan melakukannya dengan rutin dan sesuai petunjuk, diharapkan akan memperoleh manfaat yang luar biasa, minimal akan meperoleh nikmat sehat.
Semoga.
Gerakan ke-1 Putaran Energi Inti :
Duduk Simpuh dengan punggung kaki sebagai alas (Duduk Pembakaran), dua lengan lurus ke depan, lalu pergelangan tangan diputar, mulai dari depan dada sampai atas kepala sebanyak 60 putaran (saat tangan berada di atas kepala, wajah menengadah melihat putaran tangan); kemudian putaran pergelangan tangan ke arah luar sebanyak 60 putaran. Saat putaran berakhir, menghirup napas (dada mengambang-napas dada) dan ditahan. Dua lengan digerakkan ke belakang melewati dua pinggang hingga dua lengan lurus dengan telapak tangan menghadap ke atas. Badan membungkuk ke depan, wajah ditengadahkan sampai terasa darah (getaran energi) berjalan dari punggung ke wajah (wajah tampak kemerahan). Jika sudah maksimal, maka napas dihembuskan perlahan (rileks) tidak menghentak (mendadak).
Manfaat:
- Posisi Duduk Pembakaran menyebabkan stimulasi tombol-tombol kesehatan ditungkai: pencernaan, reproduksi, pembuangan ginjal, dan sistem kekebalan di liver.
- Memutar pergelangan tangan ke arah dalam dan luar dapat menstimulasi tombol kesehatan di pergelangan tangan, lengan bawah, siku, dan (sedikit) di bahu.
- Membungkukkan badan dengan dua lengan lurus ke belakang akan menyebabkan kontraksi otot, ligament, dan regangan ruas tulang belakang beserta serabut-serabut saraf meningkatkan tekanan dalam saluran saraf tulang belakang yang diteruskan ke otak. Sehingga mengoptimalkan suplai darah dan oksigenasi otak, serta optimalisasi fungsi organ paru, jantung, ginjal, lambung, usus, dan liver (efek stimulasi pleksus brakialis).
Gerakan ke-2 Menyeimbangkan Otak Kanan-Kiri:
Posisi duduk simpuh dengan lima jari kaki ditekuk pada ujung jarinya (sebagai tumpuan) atau Duduk Pembakaran. Napas rileks. Pergelangan tangan diputar ke dalam (ke arah pinggang) lalu putar ke luar. Tangan sejajar dengan mata, telapak tangan menghadap ke atas, dimulai tangan kanan 5 kali lalu kiri 5 kali. Lakukan putaran sebaliknya, sampai ke posisi awal. Bayangkan membuat angka "8" (seperti Tari Piring). Setelah masing-masing 5 kali, lakukan bersama-sama kanan dan kiri sebanyak 10 kali.
Manfaat:
- Otak kanan manusia berperan dalam konstruksi, hitungan, menentukan arah/posisi ruang; dan otak kiri berperan dalam artistik, keindahan, emosi, dan harmonisasi.
- Menyeimbangkan otak kanan dan kiri meningkatkan kemampuan analisis terhadap banyak hal dan fungsi memori secara cepat dan untuk jangka lama.
Gerakan ke-3 Lapang Dada:
Berdiri Tegak, dua lengan diputar ke belakang semaksimal mungkin, rasakan keluar dan masuk napas dengan rileks. Saat dua lengan di atas kepala jari kaki jinjit.
Manfaat:
- Putaran lengan pada bahu menyebabkan stimulus regangan/tarikan pada cabang besar saraf di bahu (pleksus brakialis), mengoptimalkan fungsinya dalam menyarafi organ paru, jantung, liver, ginjal, lambung, dan usus; sehingga metabolisme optimal.
- Dua kaki dijinjit menyebabkan stimulus sensor-sensor saraf yang merupakan refleksi fungsi organ dalam.
Gerakan ke-4 Tunduk Syukur:
Dari posisi berdiri tegak dengan menarik napas dalam secara rileks lalu tahan napas sambil membungkukkan badan ke depan (napas dada) semampunya. Tangan berpegangan pada pergelangan kaki sampai punggung terasa tertarik/teregang. Wajah menengadah sampai terasa tegang/panas. Saat melepaskan napas, lakukan secara rileks dan perlahan.
Manfaat:
- Menarik napas dalam dengan menahannya di dada merupakan tehnik menghimpun oksigen dalam jumlah maksimal, sebagai bahan bakar metabolisme tubuh.
- Membungkukkan badan ke depan dengan dua tangan berpegangan pada pergelangan kaki, akan menyebabkan posisi tulang belakang (tempat juluran saraf tulang belakang berada) relatif dalam posisi segmental anatomis-fungsional (segmen dada-punggung) yang lurus; menyebabkan relaksasi dan membantu mengoptimalkan fungsi serabut saraf segmen tersebut. Di samping itu, dapat menguatkan struktur anatomis-fungsional otot, ligamen, dan tulang belakang.
- Dalam posisi Tunduk Syukur (membungkuk) ini, segmen ekor-pungung membentuk sudut sedemikian rupa yang menyebabkan tarikan pada serabut saraf yang menuju ke tungkai, meyebabkan stimulus yang meningkatkan (eksitasi) fungsi dan membantu menghindari risiko jepitan saraf.
- Menengadahkan wajah menyebabkan tulang belakang (termasuk saraf tulang belakang di dalamnya) membentuk sudut yang lebih tajam dari posisi normal, menyebabkan peningkatan kerja (eksitasi) serabut saraf segmen ini, berperan dalam meningkatkan, mempertahankan suplai darah, dan oksigenasi otak secara optimal.
Gerakan ke-5 Duduk Perkasa:
Menarik napas dalam (napas dada) lalu tahan sambil membungkukkan badan ke depan dan dua tangan bertumpu pada paha, wajah menengadah sampai terasa tegang/panas. Saat membungkuk, pantat jangan sampai menungging.
Manfaat:
- Duduk Perkasa dengan lima jari kaki ditekuk-menekan alas/ lantai merupakan stimulator bagi fungsi vital sistem organ tubuh: ibu jari terkait dengan fungsi energi tubuh; jari telunjuk terkait dengan fungsi pikiran, jari tengah terkait dengan fungsi pernapasan, jari manis terkait dengan fungsi metabolisme dan detoksifikasi material dalam tubuh, serta jari kelingking terkait dengan fungsi liver (hati) dan sistem kekebalan tubuh.
- Menarik napas dalam lalu ditahan sambil membungkukkan badan ke depan dengan dua tangan bertumpu pada paha, memberikan efek peningkatan tekanan dalam rongga dada yang diteruskan ke saluran saraf tulang belakang, dilanjutkan ke atas (otak), meningkatkan sirkulasi dan oksigenasi otak; yang pada akhirnya mengoptimalkan fungsi otak sebagai 'pusat komando' kerja sistem anatomisfungsional tubuh.
- Punggung tangan yang bertumpu pada paha akan menekan dinding perut sejajar dengan organ ginjal yang ada di dalamnya, membantu mengoptimal-kan fungsi ginjal.
Gerakan ke-6 Sujud Syukur:
Posisi Duduk Perkasa dengan dua tangan menggenggam pergelangan kaki, menarik napas dalam (napas dada), badan membungkuk ke depan sampai punggung terasa tertarik/ teregang, wajah menengadah sampai terasa tegang/panas. Saat membungkuk, pantat jangan sampai menungging. Saat melepaskan napas, lakukan secara rileks dan perlahan.
Manfaat:
- Dengan menampung udara pernapasan seoptimal mungkin kemudian menahannya, akan meningkatkan tekanan di dalam saluran saraf tulang belakang tempat saraf tulang belakang berada, dan akan berdampak pada meningkatnya suplai darah dan oksigenasi otak.
- Dengan menengadahkan kepala, terjadi fleksi pada ruas tulang leher termasuk serabut saraf simpatis yang berada di sana.
- Dua tangan menggenggam pergelangan kaki adalah untuk membantu kita dalam memosisikan ruas tulang leher dalam keadaan fleksi dan melebarkan ruang antar ruas tulang tersebut, di mana terdapat jaringan ikat lunak sebagai absorber (shock breaker). Posisi ini memberikan efek relaksasi pada serabut saraf simpatis tersebut, yang di antaranya memberikan persarafan pada pembuluh darah ke otak hingga terjadi pula relaksasi dinding pembuluh darah ini.
Gerakan ke-7 Berbaring Pasrah:
Posisi kaki Duduk Pembakaran dilanjutkan Berbaring Pasrah. Punggung menyentuh lantai/alas, dua lengan lurus di atas kepala, napas rileks dan dirasakan (napas dada), perut mengecil.
Manfaat:
- Relaksasi saraf tulang belakang, karena struktur tulang belakang 'relatif' mendekati posisi melurus di mana lekukan-lekukan anatomis segmental tulang belakang (diikuti saraf tulang belakang) menyebabkan regangan/ tarikan pada serabut saraf tulang belakang berkurang, sehingga memberikan kesempatan rileks dan bisa mengatur kembali fungsi optimal organ dalam yang dipersarafi.
- Efek relaksasi saraf tulang belakang ini juga diteruskan ke pusat (otak) sebagai sinyal tentang kondisi anatomisfungsional saat itu, kemudian pusat memberikan respon dalam bentuk 'pengaturan kembali' kerja sistem dalam tubuh, dan terjadilah proses Self Healing (penyembuhan diri sendiri).
- Efek optimalisasi fungsi sistem tubuh juga berlangsung akibat stimulasi tombol-tombol kesehatan saat tungkai dalam posisi Duduk Pembakaran, lengan Lapang Dada, dan napas rileks (lingkaran).
PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN PENYAKIT
1. AIDS (Acquired Imuuno Deficiency Syndrome)
2. Alergi
3. Campak (Measles)
4. Gondongan (Mumps)
5. Alkoholisme(Mood/ Psikis)
6. Anoreksia Nevosa (Mood/ Psikis)
7. Blefaritis (Penyakit Mata)
8. Glaukoma (Penyakit Mata)
9. Hordeolum (Timbilan/Penyakit Mata)
10. Katarak (Penyakit Mata)
11. Konjungtivitis (Belekan/Penyakit Mata)
12. Miopia (Penyakit Mata/Tajam Penglihatan Turun)
13. Perdarahan Subkonjungtiva (Penyakit Mata)
14. Skleritis (Penyakit Mata)
15. Abses Paru
16. Asma Bronkiale (Penyaki Paru)
17. Atelektasis Paru (Penyakit Paru)
18. Avian Influenza (Flu Burung)
19. Bronkiektasis (Penyakit Paru)
20. Bronkiolitis (Penyakit Paru)
41. Neuralgia Trigeminalis (Tic Douloureux)
42. Neuritis Perifer (Neuropati Saraf Tepi)
43. Nyeri Kepala Tipe Tegang
44. Nyeri Pinggang (Low Back Pain)
45. Parkinson
46. Rabies
47. Skoliosis (Gangguan Saraf)
48. Sleep Apnea (Gangguan Saraf)
49. Spasmofili (Gangguan Saraf)
50. Stroke
51. Tortikolis (Kekakuan Leher)
52. Transient Ischemic Attack (Serangan Otak Sepintas)
53. Vertigo
54. Anemia
55. Demam Berdarah (Dengue Hemorraghic Fever)
56. DIC (Disseminated Intravascular Coagulation)
57. Leukemia Akut
58. Leukemia Kronis
59. Trombositopenia
60. Demam Yang Tak Diketahui Sebabnya
61. Diabetes Insipidus (Gangguan Metabolisme)
62. Diabetes Melitus
63. Kurang Gizi
64. Obesitas (Kegemukan)
65. Ankylosing Spondylitis
(Gangguan pada Sendi atau Jaringan Ikat)
91. Hepatitis
92. Kanker Lambung
93. Kanker Pankreas
94. Kanker Usus Halus
95. Konstipasi (Sembelit)
96. Pankreatitis
97. Proktitis
98. Sindrom Malabsorbsi
99. Tifus (Demam Typhoid)
100. Trikinosis
101. Drug Abuse (Penyalahgunaan Obat)
102. Emfisema (Gangguan Paru)
103. Empiema
104. Fertilitas (kesuburan) Terganggu (Pada Pria)
105. Ejakualasi Dini (Pada Pria)
106. Hipertrofi Prostat/Pembesaran Prostat (Pada Pria)
107. Impotensi (Pada Pria)
108. Kanker Testis (Pada Pria)
109. Testicle Torsion (Testis Terpilin)
110. Undecensus Testiculorum (Testis Tidak Turun),
Kriptorkidisme
111. Abses Payudara (Pada Wanita)
112. Adnexitis/Infeksi Rongga Panggul (Pada Wanita)
113. Amenore Primer (Tidak Haid)
114. Amenore Sekunder (Pada Wanita)
115. Dismenore (Nyeri saat Haid)
141. Hipotermia (Kedinginan)
142. Hipotiroidisme (Kelenjar Hormon)
143. Angina Pektoris
(Gangguan Pada Jantung/Pembuluh Darah)
144. Aterokslerosis
(Gangguan pada Jantung/Pembuluh Darah)
145. Atrial Fibrilasi
(Gangguan pada Jantung/Pembuluh Darah)
146. Thrombophlebitis Superficial (Plebitis),
Peradangan Vena Luar
147. Deep Vein Thrombosis/Trombosis Vena Dalam
(Gangguan pada Jantung/Pembuluh Darah)
148. Endokarditis (Gangguan pada Jantung)
149. Gangguan Irama Jantung
(Denyut Jantung Lambat)
150. Gangguan Irama Jantung
(Denyut Jantung Cepat)
151. Gangren
(Gangguan pada Jantung/Pembuluh Darah)
152. Hemoroid (Wasir, Ambein)
153. Hipertensi
154. Hipotensi
155. Miokarditis
(Gangguan pada Jantung/Pembuluh Darah)
156. Perikarditis
(Gangguan pada Jantung/Pembuluh Darah)
157. Serangan Jantung
158. Jantung Koroner (Sumbatan Jantung)
159. Gangguan Irama Jantung
160. Kelainan Katup Jantung
186. Urtikaria (Gatal-gatal)
187. Vitiligo (Gangguan pada Kulit)
188. THT: Barotitis Media (Barotrauma)
189. Batuk Rejan (Pertusis)
190. Common Cold (Influenza)
191. Difteri (Gangguan pada THT)
192. Epistaksis (Mimisan)
193. Faringitis (Radang Tenggorokan) Akut
194. Faringitis (Radang Tenggorokan) Kronis
195. Laringitis (Gangguan pada THT)
196. Mendengkur
197. Sinusitis (Gangguan pada THT)
198. Tonsilitis (Amandel)
199. Abses Gigi
200. Batu Kelenjar Ludah
201. Gingivitis (Radang Gusi)
202. Glositis (Radang Lidah)
203. Infeksi Kelenjar Ludah
204. Kandidiasis Mulut (Thrush)
205. Kanker Kelenjar Ludah
Daftar Pustaka
- Pedoman Sehat Tanpa Obat dengan Sholat & Pijat
Oleh: A.M.Isran, MBA, ph.D
- Ketika Dokter Memaknai Sholat
Oleh: dr. Bahar Azhar, Sp B. Onk
- Mau Kebal Tahajud Saja
Hasil penelitian Prof. Doktor Mohammad Sholeh,
Guru besar IAIN Sunan Ampel Surabaya
- Ergonomi
Oleh Doktor Gempur Santoso, Drs, M.Kes
- Ajaran Olah Gerak dan Olah Nafas yang Tertanam di Sanubari
Oleh: RM Soebandiman Dirjo Atmojo
Tidak ada komentar:
Komentar baru tidak diizinkan.